Ini pengalaman pribadi saya selepas mengabdi di pemerintahan. Dengan mengawali menanam pisang cavendish di lahan 4000 m2 di tahun 2019-2020 dimana saat itu puncak2nya pandemi covid 19 menyebabkan hasil pisangku tak laku dijual, sehingga menyisakan limbah yang banyak berupa daun pisang dan batangnya.
Saat itu mulai berfikir akan pemanfaatan limbah pertanianku dengan beternak sapi. Okelah saat itu bermodal sapi 4 ekor dalam perjalananya menjadi 8 ekor.
Masalah mulai timbul, yaitu suplai pakan yang mengandalkan pohon pisang tidak mencukupi, kami masih harus beli kekuranganya.
Dengan 8 ekor sapi, limbah yang dihasilkan berupa tlethong cukup banyak. Sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkanya sebagai pupuk menanam rumput odot dan pakchong menggantikan pohon pisang.
Akhirnya seluruh pohon pisang dalam waktu tak terlalu lama bergsnti dengan tanaman rumput yang cukup subur di sekitar kandang.
Sejak saat itu kebutuhan hijauan untuk sapi-sapiku relatif tercukupi tanpa harus tiap hari beli rumput atau hmt.
Begitulah mestinya sistem pertanian kita di sain untuk saling ketergantungan antara limbah ternak dan limbah pertanian.
Hal yang menjadi kendala adalah air, oleh karena itu saya menggagas sistem pengairan dengan sumur bor tenaga surya. Semoga pemerintah menfasilitasi niat saya sebagai percontohan.
Hehehe .... ujung-2nya minta difasilitasi.
Tetap semangat.
Komentar
Posting Komentar