Pakan hijauan merupakan pakan utama ternak sapi-sapi kita selain pakan pabrik. Dimusim hujan kebutuhan akan pakan hijauan sangat melimpah, namun sebaliknya jika musim kemarau kebutuhan akan pakan hijauan sangat kurang.
Ada banyak jenis rumput yang sudah budidayakan oleh para petani peternak lokalan misalnya, odot, gajahan, kolonjono dan pakchong.
Jenis rumput yang terakhir ( pakchong ) ini lagi ngetrend di kalangan para petani dan peternak kita. Rumput yang berasal dari Thailand ini sepintas tidak beda jauh dari rumput gajahan atau kolonjono. Namun ciri mencolok rumput ini adalah tidah glugut dan tidak bikin gatel-gatel.
Untuk mengetahui karakteristik rumput ini, mari kita simak bersama.
1. Nutrisi
Kandungan protein rumput pakchong disebut lebih tinggi dari rumput taiwan dan rumput odot. Rumput pakchong mengandung 16,45 persen protein, rumput taiwan 13 persen, sedangkan rumput odot hanya 11,6 persen.
2. Kapasitas Produksi
Pada kapasitas produksi, rumput pakchong juga lebih unggul daripada dua jenis rumput lainnya di mana memiliki kapasitas produksi 1500 ton/ha/tahun. Berbeda dengan rumput taiwan yang hanya 400 ton/ha/tahun dan rumput odot yang hanya mencapai 350 ton/ha/tahun Dengan begitu Anda bisa melihat, bahwa rumput pakchong memiliki produktivitas tinggi dengan kualitas yang tinggi pula.
3. Perbandingan dengan Spesies yang Sama
Secara saintifik, rumput pakchong memiliki jenis spesies yang sama dengan napier taiwan dan napier india. Namun, di atara ketiga jenis tersebut, pakchong dianggap paling mampu menghasilkan pangan langsung untuk peternak dibanding dengan jenis rumput lain.
4. Ciri Khas Rumput Pakchong
Rumput pakcong memiliki umur yang panjang, yaitu bisa tumbuh mencapai 9 tahun dan bisa dipanen setiap 40 sampai 50 hari. Uniknya, jenis rumput ini hanya perlu disiram seminggu sekali ketika berada di musim kemarau. Selain itu, rumput jenis ini juga tidak berduri sehingga akan memudahkan Anda saat panen. Rumput pakchong juga sering kali disebut rumput gajah di Indonesia, yang membedakan tidak berbulu dan batangnya lebih tinggi dan besar.
Trimakasih.
Ada banyak jenis rumput yang sudah budidayakan oleh para petani peternak lokalan misalnya, odot, gajahan, kolonjono dan pakchong.
Jenis rumput yang terakhir ( pakchong ) ini lagi ngetrend di kalangan para petani dan peternak kita. Rumput yang berasal dari Thailand ini sepintas tidak beda jauh dari rumput gajahan atau kolonjono. Namun ciri mencolok rumput ini adalah tidah glugut dan tidak bikin gatel-gatel.
Untuk mengetahui karakteristik rumput ini, mari kita simak bersama.
1. Nutrisi
Kandungan protein rumput pakchong disebut lebih tinggi dari rumput taiwan dan rumput odot. Rumput pakchong mengandung 16,45 persen protein, rumput taiwan 13 persen, sedangkan rumput odot hanya 11,6 persen.
2. Kapasitas Produksi
Pada kapasitas produksi, rumput pakchong juga lebih unggul daripada dua jenis rumput lainnya di mana memiliki kapasitas produksi 1500 ton/ha/tahun. Berbeda dengan rumput taiwan yang hanya 400 ton/ha/tahun dan rumput odot yang hanya mencapai 350 ton/ha/tahun Dengan begitu Anda bisa melihat, bahwa rumput pakchong memiliki produktivitas tinggi dengan kualitas yang tinggi pula.
3. Perbandingan dengan Spesies yang Sama
Secara saintifik, rumput pakchong memiliki jenis spesies yang sama dengan napier taiwan dan napier india. Namun, di atara ketiga jenis tersebut, pakchong dianggap paling mampu menghasilkan pangan langsung untuk peternak dibanding dengan jenis rumput lain.
4. Ciri Khas Rumput Pakchong
Rumput pakcong memiliki umur yang panjang, yaitu bisa tumbuh mencapai 9 tahun dan bisa dipanen setiap 40 sampai 50 hari. Uniknya, jenis rumput ini hanya perlu disiram seminggu sekali ketika berada di musim kemarau. Selain itu, rumput jenis ini juga tidak berduri sehingga akan memudahkan Anda saat panen. Rumput pakchong juga sering kali disebut rumput gajah di Indonesia, yang membedakan tidak berbulu dan batangnya lebih tinggi dan besar.
Trimakasih.
Komentar
Posting Komentar