Pandemi covid-19 Indonesia saat ini telah memasuki tahun ke-2, namun belum ada tanda2 terjadi penurunan penyebaran yang signifikan.
Virus corona masuk Indonesia diketahui setalah Presiden Joko Widodo mengumumkan virus corona Wuhan menjangkiti dua warga Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat pada Senin 2 Maret 2020 silam.
Dari berbagai informasi belum ditemukan obat covid-19, oleh karena itu perlakuan terhadap pasien covid-19, maka, 5M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, membatasi pergerakan, dan menjauhi kerumunan) yang digalakkan Pemerintah adalah kunci pertama melindungi diri, mencegah, dan memutus rantai penularan virus Corona,
Tindakan paling baik adalah mencegah dan meningkatkan imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makananan yang bergizi, minum vitamin, tidak ada vitamin khusus, tetapi disarankan yang memiliki kadar vitamin C, vitamin E, dan Zinc. Diet juga tidak ada kekhususan, tetapi konsumsi daging merah, buah dan sayur akan lebih baik.
Apa hubunganya dengan slogan Wareg, Waras, Wasis.
Pemerintah harus mengupayakan agar rakyat tidak lapar, tercukupi kebutuhan dasar pangan kita. Maka memberikan bantuan permakanan di saat pandemi adalah tindakan yang sangat tepat.
Dalam kondisi sakit, kita punya persediaan bahan pangan, hati menjadi tenang, imun kita naik dan mempercepat kesembuhan.
Tahukan anda makna wareg, waras, wasis itu ? Mari kita urai satu per satu :
WAREG .
Wareg dalam bahasa Indonesianya kenyang berarti berurusan dengan keadaan perut. Jika perut selalu dapat dipenuhi kebutuhannya, maka suasana yang terjadi akan selalu damai, sebab adanya percekcokan bahkan peperangan pada umumnya disebabkan oleh nafsu yang berkaitan dengan kebutuhan perut.
Yang lebih mengherankan lagi sebuah falsafah Jawa yang mengatakan, bahwa “Ora ana karung sing kosong bisa ngadeg jejeg”. Arti dari ungkapan ini adalah mana bisa orang kelaparan diajak berpikir, bekerja, ataupun berjalan. Jadi menurut orang-orang jaman dulu, seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik manakala kebutuhan perut dapat terpenuhi.
WARAS
Waras berarti sehat jiwa dan raga. Jika orang sudah tercukupi kebutuhan perutnya kemungkinan besar mereka akan menjadi sehat jiwa dan raganya, meskipun hal ini tidak seratus prosen kebenarannya. Orang yang tidak sehat tidak mungkin melakukan aktivitas secara optimum ataupun maksimum, meskipun perut sudah tercukupi kebutuhanya.
Oleh sebab itu, antara wareg dan waras merupakan kondisi yang dibutuhkan oleh siapapun. Sehat fisiknya tetapi sakit jiwanya jelas tidak mungkin mampu diajak berpikir, beraktivitas, berikut berkarya untuk orang lain. Sebaliknya jiwanya sehat tetapi lumpuh kakinya ya setali tiga uang.
Secara umum jika kondisi orang wareg dan waras mereka mampu diasah atau dididik agar menjadi wasis.
WASIS
Wasis dalam bahasa Indonesianya cerdik dan pandai. Menurut pakar pendidikan, dikatakan bahwa cerdik adalah kecerdasan cepat tanggap terhadap sesuatu dan menemukan solusinya. Sementara pandai didukung oleh kerajinan kedisiplinan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu orang pandai belum tentu cerdas, dan orang cerdas belum tentu pandai.
Dari uraian tersebut dapat dinyatakan, bahwa manusia akan dapat cerdas dan pandai manakala kebutuhan yang berkaitan dengan perut (pusat pengolahan energi) dan kesehatan terpenuhi. Jika hal ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, maka sepuluh tahun kemudian akan dihasilkan orang-orang mampu menjawab tantang perkembangan budaya dan akal pikir di jamannya.
Secara sederhana dapat dikatakan orang dapat wasis manakala mereka waras dan wareg.
Demikianlah, trimakasih.
Komentar
Posting Komentar