Langsung ke konten utama

AIPTU WARJITO SIP, PEMIMPIN MANGGUL BERAS, JADI INGAT UMAR BIN KHATAB


Pemimpin memanggul beras mengingatkan kepada kita akan kisah Umar Bin Khotob ketika sedang berkuasa melakukan blusukan ke seantero negeri.  

Mereka mendengar tangisan anak hingga terdengar oleh sang khalifah. Sumber suara dicari hingga Umar menemukan sebuah gubuk warga miskin.

Di dalam gubuk itu ada seorang ibu dan beberapa anak yang sedang menangis, sedangkan sang ibu sibuk memasak batu.

Kenapa anak2mu menangis, apa yang terjadi ? tanya Umar. 

Anak-anakku belum makan, sedangkan aku memasak batu,  agar anak2ku tahu bahwa ibunya sedang memasak, hingga nanti dia tertidur dalam keadaan lapar dan kelelahan menunggu.

Beginilah nasib orang miskin seperti aku yang tidak diperhatikan pemimpinya. Sungguh aku disia-siakan Khalifah Umar Bin Khatab, dia tidak peduli dengan aku yang miskin ini, dia tak pantas menjadi pemimpin kami, ujar sang ibu yang tidak tahu jika yang mendatangi adalah Khalifah Umar.

Umar pun tertunduk, hatinya tersayat, ia merasa terhina karena tidak tahu jika ada rakyatnya yang sengsara.

Ibu tunggu disini, Umar pun langsung pergi diikuti Aslam pembantunya 

Umarpun bergegas pergi menuju gudang penyimpanan bahan makanan kerajaan yang cukup jauh jaraknya, dia mengambil sekarung gandum dan memanggulnya sendiri kembali menemui sang ibu di gubuk reyot itu. 

Aslam pun menyela, ... wahai khalifah biar saya yang memanggulnya. 

" Apakah kamu mau memikul dosaku ini terhadap rakyatku ? Apakah kamu mau menanggung azabnya ?  Bentak Umar !!!

Aslampun tak berani membantah, hanya mengikuti Umar kembali ke gubuk ibu tadi.

Sampai di tempat, Umar pun langsung memasak dibantu oleh sang ibu. Setelah masak Umarpun minta sang ibu untuk memberikan pada anak-anaknya dan sisa gandumnya minta untuk disimpan.

" Sungguh engkau lebih pantas menjadi pemimpin kami, daripada si Umar, sela ibu "

Aslam yang menyaksikan peristiwa itu hanya tertegun, dan haru melihat pemimpinya disindir rakyatnya yang tetap mencintai dan memberi.
Hari ini saya melihat gambaran sosok itu ada pada Aiptu Warjito,SIP Bhabinkamtibmas Kalurahan Pilangrejo bersama Babinsa Sertu Bukhori menyalurkan bantuan Beras dari Polres Gunungkidul untuk warga masyarakat Kalurahan Pilangrejo yang terdampak Pandemi Covid -19.
Tetap sehat mas Warjito dan mas Bukhori, jangan lelah berbuat baik. 

Trimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA CEK TERDAFTAR SEBAGAI CALON PEMILIH

Pemilu 2024 tinggal sebentar lagi, sekarang tahapanya Penetapan Daftar Pemilih Sementara ( DPS ), pertanyaanya sudahkah Anda terdaftar sebagai calon pemilih ?? Yuk kita secara aktif mengecek, apakah kita sudah terdaftar atau belum sebagai pemilih. Saat ini Komisi Pemilihan Umum telah merampungkan proses pencocokan dan penelitian atau coklit daftar pemilih. Setelah proses coklit rampung, masyarakat bisa mengecek sendiri apakah sudah terdaftar atau belum di Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pengecekan DPT secara daring ini bisa dilakukan melalui laman https://cekdptonline.kpu.go.id, selanjutnya muncul Pencarian Data Pemilih dan Pemilu 2024. Jika kamu belum terdaftar, segera laporkan ke laman laporpemilih.kpu.go.id Demikialah cara cek data diri terdaftar sebagai pemilih atau belum. Yuk secara aktif gunakan kesempatan ini secara mandiri. Suara Anda sangat menentukan masa depan bangsa kita. Trimakasih.

TRADISI NYADRAN DI SENDANG TUNJUNGSARI

Nglebak, Senin wage 12 Juni 2023 Salah satu tetua dusun Nglebak mbah Taruno mempimpin ritual tradisi nyadran di Sendang Tunjungsari Dusun Nglebak, Kaluran Katongan, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, DIY. pada hari Senin wage 12 Juni 2023. Mbah Taruno sebagai juru kunci membakar dupa dibawah pohon besar juga menerima sesaji dari warga yang punya hajat atau keinginan dan terkabul, sambil komat kamit membaca doa. Tradisi nyadran Sendang Tunjungsari ini dilakukan rutin setiap tahun sebelum tradisi rasul atau bersih dusun. Pohon-2 besar menaungi sekitar sumber air di Sendang Tunjungsari  dusun Nglebak keberadaanya  terus dijaga kelestariannya oleh warga sekitar untuk melestarikan sumber air bersih. Warga yang kebanyakan ibu-ibu membawa tenggok dan tas keranjang belanja yang berisi  nasi beserta lauk pauk dan ayam panggang dalam tradisi nyadran di Sendang Tunjungsari. Tradisi budaya ini masih mereka lestarikan dan dil...

KIRAB BUDAYA DESA KATONGAN

Ribuan warga masyarakat dari enam dusun se kalurahan Katongan memadati lapangan desa di Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gununungkidul. Dengan berbusana adat, mereka mengikuti Kirab Seni dan Budaya yang rutin diadakan setiap tahun pada perayaan bersih desa atau rasul. "Mari kita ajak masyarakat untuk melestarikan budaya, karena dengan budaya geliat ekonomi menjadi tumbuh," disampaikan Jumawan Lurah Desa Katongan dalam acara Kirab Seni dan Budaya pada Rabu, 21 Juni 2023. Kirab seni budaya merupakan upaya melestarikan budaya dan nilai luhur, yang harus dipelihara oleh setiap generasi . "Ini menjadi bentuk pemajuan kebudayaan, karena berasal dari kearifan lokal yang dimiliki suatu daerah", ujar Jumawan berapi-api. Selain itu, Teguh SPd, panitia bersih desa mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak warga masyarakat agar bersama-sama membangun budaya, menjunjung tinggi seni dan budaya nusantara khususnya yang ada...