Langsung ke konten utama

Tiadakan Garebeg Besar, Keraton Yogyakarta Bagikan Ubarampe Rengginang

Tiadakan Garebeg Besar, Keraton Yogyakarta Bagikan Ubarampe Rengginang

 633 |  Jumat, 31 Juli 2020  admin

Masih dalam masa tanggap darurat bencana CoViD-19, pelaksanaan Hajad Dalem Garebeg Besar sebagai peringatan Hari Raya Iduladha 1441 H di Keraton Yogyakarta pada Jumat Pon (31/7) atau 10 Besar Wawu 1953 ditiadakan. Meski demikian, Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe gunungan berupa rengginang. Prosesi ini juga merupakan wujud konsistensi Keraton Yogyakarta melestarikan tradisi meski dalam suasana pandemi.

Walaupun Upacara Garebeg tak digelar seperti biasanya, esensi dan makna Garebeg itu sendiri tidaklah berkurang. Wakil Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Parwabudaya GKR Mangkubumi berujar bahwa, “Prosesi kali ini digelar dengan cara sama seperti saat peringatan Idulfitri, yakni membagikan ubarampe rengginang. Namun demikian, esensinya tidaklah berkurang, yakni sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya. Tata cara ini juga selayaknya Upacara Garebeg zaman dulu yang memang dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe gunungan, bukan merayah.” 


Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura GKR Condrokirono menambahkan bahwa agenda ini tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran CoViD-19. “Oleh karenanya, kegiatan ini hanya akan diikuti oleh Abdi Dalem dan kerabat dekat saja.  Semua Abdi Dalem baik yang bertugas maupun yang mengikuti prosesi juga wajib menggunakan masker dan saling menjaga jarak,” jelas beliau.

Pada Kamis (30/7), guci tempat meletakkan ubarampe dibusanani atau dihias kain penutup bermotif bangun tulak. Kemudian seluruh ubarampe diinapkan selama satu malam di Bangsal Srimanganti. Prosesi ini dilakukan oleh Kanca Abrit dan dipimpin oleh Penghageng KHP Wahana Sarta Kriya, KRT Kusumanegara. Ubarampe rengginang yang dibagikan berjumlah 2.700 buah, sama banyaknya dengan rengginang yang disiapkan dalam Gunungan Estri dan Gunungan Dharat pada saat Upacara Garebeg sebagaimana mestinya.

Sehari setelahnya, Jumat (31/7) mulai pukul 09.00 WIB, GKR Mangkubumi memimpin jalannya prosesi pembagian dan pemberangkatan ubarampe rengginang di Bangsal Srimanganti. Turut hadir dalam prosesi tersebut Putra Dalem Putri dan Mantu Dalem yakni GKR Condrokirono, GKR Hayu, KPH Purbodiningrat, dan KPH Notonegoro. 


Sebelum dibagikan, ubarampe didoakan Abdi Dalem Kanca Kaji yang dipimpin oleh Mas Bekel Ngabdul Hamid. Selanjutnya, ubarampe rengginang didistribusikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Kepatihan, dan Pura Pakualaman. Utusan Dalem yang mengantarkan ubarampe ke Kepatihan diwakili oleh KRT Wiraguna dan ke Pura Pakualaman diwakili oleh KRT Wijoyo Pamungkas.

Pada pagi hari sebelum pembagian ubarampeNgarsa Dalem bersama keluarga menunaikan Salat Iduladha di Kagungan Dalem Masjid PanepenNgarsa Dalem secara pribadi juga memberikan hewan kurban berupa satu ekor sapi yang diserahkan secara simbolis oleh Abdi Dalem Kanca Kaji kepada Kawedanan Pengulon.

Tiadakan Garebeg Besar, Keraton Yogyakarta Bagikan Ubarampe Rengginang

 633 |  Jumat, 31 Juli 2020  admin

Masih dalam masa tanggap darurat bencana CoViD-19, pelaksanaan Hajad Dalem Garebeg Besar sebagai peringatan Hari Raya Iduladha 1441 H di Keraton Yogyakarta pada Jumat Pon (31/7) atau 10 Besar Wawu 1953 ditiadakan. Meski demikian, Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe gunungan berupa rengginang. Prosesi ini juga merupakan wujud konsistensi Keraton Yogyakarta melestarikan tradisi meski dalam suasana pandemi.

Walaupun Upacara Garebeg tak digelar seperti biasanya, esensi dan makna Garebeg itu sendiri tidaklah berkurang. Wakil Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Parwabudaya GKR Mangkubumi berujar bahwa, “Prosesi kali ini digelar dengan cara sama seperti saat peringatan Idulfitri, yakni membagikan ubarampe rengginang. Namun demikian, esensinya tidaklah berkurang, yakni sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya. Tata cara ini juga selayaknya Upacara Garebeg zaman dulu yang memang dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe gunungan, bukan merayah.” 


Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura GKR Condrokirono menambahkan bahwa agenda ini tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran CoViD-19. “Oleh karenanya, kegiatan ini hanya akan diikuti oleh Abdi Dalem dan kerabat dekat saja.  Semua Abdi Dalem baik yang bertugas maupun yang mengikuti prosesi juga wajib menggunakan masker dan saling menjaga jarak,” jelas beliau.

Pada Kamis (30/7), guci tempat meletakkan ubarampe dibusanani atau dihias kain penutup bermotif bangun tulak. Kemudian seluruh ubarampe diinapkan selama satu malam di Bangsal Srimanganti. Prosesi ini dilakukan oleh Kanca Abrit dan dipimpin oleh Penghageng KHP Wahana Sarta Kriya, KRT Kusumanegara. Ubarampe rengginang yang dibagikan berjumlah 2.700 buah, sama banyaknya dengan rengginang yang disiapkan dalam Gunungan Estri dan Gunungan Dharat pada saat Upacara Garebeg sebagaimana mestinya.

Sehari setelahnya, Jumat (31/7) mulai pukul 09.00 WIB, GKR Mangkubumi memimpin jalannya prosesi pembagian dan pemberangkatan ubarampe rengginang di Bangsal Srimanganti. Turut hadir dalam prosesi tersebut Putra Dalem Putri dan Mantu Dalem yakni GKR Condrokirono, GKR Hayu, KPH Purbodiningrat, dan KPH Notonegoro. 


Sebelum dibagikan, ubarampe didoakan Abdi Dalem Kanca Kaji yang dipimpin oleh Mas Bekel Ngabdul Hamid. Selanjutnya, ubarampe rengginang didistribusikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Kepatihan, dan Pura Pakualaman. Utusan Dalem yang mengantarkan ubarampe ke Kepatihan diwakili oleh KRT Wiraguna dan ke Pura Pakualaman diwakili oleh KRT Wijoyo Pamungkas.

Pada pagi hari sebelum pembagian ubarampeNgarsa Dalem bersama keluarga menunaikan Salat Iduladha di Kagungan Dalem Masjid PanepenNgarsa Dalem secara pribadi juga memberikan hewan kurban berupa satu ekor sapi yang diserahkan secara simbolis oleh Abdi Dalem Kanca Kaji kepada Kawedanan Pengulon.


Sumner: website Keaton yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA CEK TERDAFTAR SEBAGAI CALON PEMILIH

Pemilu 2024 tinggal sebentar lagi, sekarang tahapanya Penetapan Daftar Pemilih Sementara ( DPS ), pertanyaanya sudahkah Anda terdaftar sebagai calon pemilih ?? Yuk kita secara aktif mengecek, apakah kita sudah terdaftar atau belum sebagai pemilih. Saat ini Komisi Pemilihan Umum telah merampungkan proses pencocokan dan penelitian atau coklit daftar pemilih. Setelah proses coklit rampung, masyarakat bisa mengecek sendiri apakah sudah terdaftar atau belum di Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pengecekan DPT secara daring ini bisa dilakukan melalui laman https://cekdptonline.kpu.go.id, selanjutnya muncul Pencarian Data Pemilih dan Pemilu 2024. Jika kamu belum terdaftar, segera laporkan ke laman laporpemilih.kpu.go.id Demikialah cara cek data diri terdaftar sebagai pemilih atau belum. Yuk secara aktif gunakan kesempatan ini secara mandiri. Suara Anda sangat menentukan masa depan bangsa kita. Trimakasih.

TRADISI NYADRAN DI SENDANG TUNJUNGSARI

Nglebak, Senin wage 12 Juni 2023 Salah satu tetua dusun Nglebak mbah Taruno mempimpin ritual tradisi nyadran di Sendang Tunjungsari Dusun Nglebak, Kaluran Katongan, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, DIY. pada hari Senin wage 12 Juni 2023. Mbah Taruno sebagai juru kunci membakar dupa dibawah pohon besar juga menerima sesaji dari warga yang punya hajat atau keinginan dan terkabul, sambil komat kamit membaca doa. Tradisi nyadran Sendang Tunjungsari ini dilakukan rutin setiap tahun sebelum tradisi rasul atau bersih dusun. Pohon-2 besar menaungi sekitar sumber air di Sendang Tunjungsari  dusun Nglebak keberadaanya  terus dijaga kelestariannya oleh warga sekitar untuk melestarikan sumber air bersih. Warga yang kebanyakan ibu-ibu membawa tenggok dan tas keranjang belanja yang berisi  nasi beserta lauk pauk dan ayam panggang dalam tradisi nyadran di Sendang Tunjungsari. Tradisi budaya ini masih mereka lestarikan dan dil...

KIRAB BUDAYA DESA KATONGAN

Ribuan warga masyarakat dari enam dusun se kalurahan Katongan memadati lapangan desa di Kalurahan Katongan, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gununungkidul. Dengan berbusana adat, mereka mengikuti Kirab Seni dan Budaya yang rutin diadakan setiap tahun pada perayaan bersih desa atau rasul. "Mari kita ajak masyarakat untuk melestarikan budaya, karena dengan budaya geliat ekonomi menjadi tumbuh," disampaikan Jumawan Lurah Desa Katongan dalam acara Kirab Seni dan Budaya pada Rabu, 21 Juni 2023. Kirab seni budaya merupakan upaya melestarikan budaya dan nilai luhur, yang harus dipelihara oleh setiap generasi . "Ini menjadi bentuk pemajuan kebudayaan, karena berasal dari kearifan lokal yang dimiliki suatu daerah", ujar Jumawan berapi-api. Selain itu, Teguh SPd, panitia bersih desa mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mengajak warga masyarakat agar bersama-sama membangun budaya, menjunjung tinggi seni dan budaya nusantara khususnya yang ada...